Selasa, 23 Maret 2010

ketika perempuan menjadi mulia

Jangan hanya menilai perempuan hanya terbentur dengan batasan-batasan nilai kodrati atau terjebak pada kebiasaan budaya patriarki yang kebanyakan berlaku di belahan bumi bagian timur ini, akan tetapi jadikanlah arti perempuan adalah hampran kemuliaan, mulia ketika menjadi seorang ibu sebagai pendidik anak yang akan menjadi penerus bangsa, mulia ketika menjadi seorang istri yang melayani suami 24jam, tanpa mengeluh, dan mulia ketika menjadi seorang kaum hawa yang mengimbangi keberadaan kaum adam baik di bumi dan di alam setelahnya.
Dalam al-quran dijelaskankemuliaan adalan totalitas penghambaan seorang manusia kepada tuhannya yang berimplikasi terhadap perbuatannya di dunia tatkala ia menjalankan perintah dan menjauhi larangan NYA.
Potensi yang ada pada wujud perempuan adalah bentuknya yang sempurna, sifat kodrati yang ada pada perempuan adalah sebagai bentuk fisik yang memancarkan nilai-nilai kemulian pada dirinya, bilamana ia melaksanakan kewajibannya terhadap maha pencipta dan alam sekitarnya.
di balik itu semua ada banyak kebodohan pada diri perempuan, bodoh mentamengi dirinya, bodoh membiarkan dirinya sebagai objek amoral bagi lawan jenisnya, pilihan dan jawabannya adalah pada perempuan itu sendiri akan menjadi mulia di mata Tuhan atau bodoh tanpa sebuah penghargaan.

Rabu, 10 Februari 2010

Buah Iman dan Amal Shaleh

Di antara buah seorang yang memadukan antara Iman dan Amal Shaleh adalah seperti berikut:

1)Allah dan Kaum Beriman mencintainya

Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, untuk mereka Allah Dzat Maha Pengasih akan Menjadikan kecintaan (di hati para hamba) "QS Maryam: 96.
Dari Abdurrahman bin Abi Laila. Ia berkata: Abu Darda' ra berkirim surat kepada Maslamah bin Mukhallad al Anshari Az Zurqi, wafat tahun 63 H, gubernur Mesir era Muawiyah ra,:
[Salam sejahtera atas anda. Amma ba'du. Sesungguhnya jika seorang hamba menjalankan ketaatan kepada Allah maka Allah pasti mencintainya. Ketika Allah telah mencintainya maka Dia akan Menjadikan para hambaNya menjadi para pecintanya. Sesungguhnya jika seorang hamba melakukan kemaksiatan maka Allah pasti membencinya dan bila Allah membencinya niscaya Dia akan menjadikan para hambaNya ikut serta membencinya.] Disebutkan oleh Imam Baihaqi dalam al Asma' was Shifaat )
Agar buah ini bisa dihasilkan, sebagian ahli makrifat memberikan petunjuk pentingnya seorang muslim yang terbina mewajibkan diri memasuki pintu ini dengan jiwa yang pemurah (Sakhawatunnafsi), hati yang bersih dari penyakit (Salamatus shadri), serta kasih sayang kepada umat (Rahmatul Ummah). Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Kalian tidak pernah beriman sehingga kalian saling mengasihi" para sahabat bertanya, "Kita semua adalah manusia penyayang" Beliau bersabda, "Sungguh bukanlah seperti kasih sayang salah seorang dari kalian kepada temannya, melainkan kasih sayang kepada sesama seluruhnya" HR Thabarani.
Sebagian ahli makrifat juga menjelaskan bahwa buah ini akan menampak ketika lima hal berikut telah terwujud; 1) setia (Wafa') pada janji, 2) menjaga dan mengindahkan batasan-batasan, 3) rela dengan apa yang ada, 4) sabar akan sesuatu yang telah hilang, 5) menurut kepada Dzat yang disembah.
Hal itu karena dengan ini semua, disertai dengan ikhlash, shidiq dan raghbah, ia telah berdiri dalam Maqam Ubudiyyah, sebuah maqam yang merupakan aktivitas dan tugas (Wazhifah) Ahlul Iman. Apalagi jika ia juga telah sampai pada Maqam Ubuudah, maqam yang merupakan aktivitas dan tugas (Wazhifah) Ahlul Ihsan, yaitu ketika ia telah sirna melupakan dirinya serta amal ketaatan yang dilakukannya. Allah berfirman, "tetapi Allah-lah yang memberikan anugerah atas kalian karena Dia telah Menunjukkan kalian kepada keimanan" QS al Hujurat:17. "dan tidak-lah kamu melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar" QS al Anfaal: 170.
Di bawah kedua maqam tersebut adalah Maqam Ibadah; yaitu ketaatan berupa menjalankan perintah dan meninggalkan larangan yang merupakah aktivitas dan tugas (Wazhifah) Ahlul Islam .

2)Kehidupan yang baik (al Hayah at Thayyibah)
Allah ta'alaa berfirman: "Barang siapa beramal shaleh baik lelaki atau perempuan dan dia seorang yang beriman maka sungguh niscaya Kami akan memberinya kehidupan yang baik dan niscaya Kami akan memberikan balasan pahala yang lebih baik daripada yang telah mereka kerjakan"QS An Nahl:97.
Al Hasan al Bashri berkata: "Kehidupan yang baik adalah Qana'ah" atau dengan bahasa lain kekayaan hati. Said bin Juber dan Atha' berkata: "Kehidupan yang baik adalah rizki yang halal". Mujahid dan Qatadah berkata: "Kehidupan yang baik adalah surga karena surga adalah kehidupan tanpa kematian, kekayaan tanpa kemiskinan, sehat tanpa sakit, kekuasaan yang tidak pernah hancur, dan keberuntungan tanpa kesengsaraan". Allah berfirman: "Dan tiadalah seorangpun tahu apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam ni'mat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan" QS As Sajdah: 17.

Maraji' :
1.Kasyful Ghummah fi Isthina'il Ma'ruf wa Rahmatil Ummah . Abuya al Walid al Habib Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani.
2.al Manhajus Sawiyy Syarh Ushul Thariqah as Saaddaah Aali Baa Alawi. Al Habib Zen bin Ibrahim bin Semith

Perhatian:
Wajib bagi seluruh anggota jamaah menghafal dan membaca do'a di bawah ini setiap selesai shalat sebagaimana diriwayatkan Imam Turmudzi dari Nabi shallallahu alaihi wasallam: "Barang siapa membaca do'a ini setiap selesai shalat maka ia pasti menjadi orang alim, pasti":

:[ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا وَوَسِّعْ لِي فِى رِزْقِي وَبَارِكْ لِي فِيْمَا رَزَقْـتَنِي وَاجْعَلْنِي مَحْبُوْبًا فِى قُلُوْبِ عِبَادِكَ وَعَزِيْزًا فِى عُيُوْنِهِمْ وَاجْعَلْنِي وَجِيْهًا فِى الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ , يَاكَثِيْرَ النَّوَالِ يَاحَسَنَ الْفِعَالِ يَا قَائِمًا بِلاَ زَوَالٍ يَا مُبْدِئًا بِلاَ مِثَالٍ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الْمِنَّةُ وَلَكَ الشَّرَفُ عَلَى كُلِّ حَالٍ]

"Ya Allah tambahkanlah ilmu untukku, luaskan rizkiku, berkahilah rizki yang Engkau berikan kepadaku, jadikan diriku dicintai oleh hati para hambaMu, mulia dalam pandangan mereka, jadikanlah diriku seorang yang terkemuka di dunia dan akhirat dan termasuk al muqarrabiin. Duhai Dzat yang banyak memberi, duhai yang baik tindakannya, duhai Dzat yang memulai tanpa contoh. bagiMu anugerah, bagimu segala puji, dan segala kemuliaan hanyalah milikMu" (At Tadzkiirul Mushthafa lil Habib Abu Bakar al Atthas bin Abdillah bin Alawi bin Zen al Habsyi hal 54).

Minggu, 31 Januari 2010

Mimpi itu Senyum yang Indah

"tersenyumlah sebelum mimpi itu terlewatkan, selalu ada mimpi di setiap waktuku, dia pikir aku cuma sekedar bermimpi, padahal ini benar-benar mimpi, ya sudahlah"

Sabtu, 30 Januari 2010

Bagaimana Perempuan Menjadi Mulia?

Jangan pernah menilai perempuan hanya terbentur dengan batasan-batasan nilai kodrati atau terjebak pada kebiasaan budaya patriarki yang kebanyakan berlaku di belahan dunia bagian timur, akan tetapi jadikanlah arti perempuan sebagai hamparan kemuliaan yang luas, bak kasih seorang ibu "ibarat air laut sebagai tinta yang tidak pernah habis". Ada kemuliaan ada pula sebuah kebodohan untuk dapat mengartikan perempuan, jawaban nya adalah pada perempuan itu, akan di bentuk seperti apa dia, menjadi apa dia, bahkan ini bukanlah sebuah ketakutan ataupun tantangan yang rumit melainkan sebagai nilai bahwa perempuan itu MULIA.

Fenomena Gerakan Politik Islam Muslimah Hizbut Tahrir indonesia

Dengan konsentrasi dalam wilayah perempuan, Islam dan politik. Secara umum akan menengok kilas balik perempuan Islam (Muslimah) dalam kancah politik pada masa penjajahan, pasca kemerdekaan, era rezim Orde Baru, dan di masa Reformasi, sehingga akan dapat terlihat perkembangannya hingga terbentuknya sebuah organisasi-organisasi perempuan, begitupun organisasi yang telah ada yang kemudian melakukan emansipasi terhadap hak-hak perempuan. Dalam hal ini penulis memilih Muslimah Hizbut Tahrir sebagai objek penelitian, karena beberapa alasan, selain memiliki ciri khas khusus dalam hal penampilan dan karakteristik dalam pemikiran, walaupun hal itu bukan sepenuhnya pemikiran yang autentik dari Muslimah HTI, ini adalah fenomena yang sangat menarik bahwa ada muslimah yang siap untuk memperjuangkan Syariat Islam dan Negara Khilafah Islamiyah seperti yang di gagas oleh founding father mereka, yaitu Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani.

Muslimah HTI sebagai sayap pemikiran dan gerakan HTI memang tak bisa terlepas dari intervensi Hizbut Tahrir Internasional dan Hizbut Tahrir Indonesia, Muslimah HTI memiliki haknya sebagai organisasi muslimah yang memperjuangkan hak-hak politik muslimah adalah misi suci bagi MHTI, pada kenyataannya tidak banyak anggota parlemen muslimah yang memperjuangkan dan menyuarakan aspirasi para perempuan Islam. Dalam hal ini Muslimah HTI sedikit melihat adanya dikotomi antara perempuan politik yang Nasionalis dan perempuan politik yang Agamis, karena hal ini penting untuk dikaji lebuh lanjut.

Telah banyak kegiatan dan beberapa argumentasi politik dari Muslimah HTI, yang merupakan wujud dari sebuah pemikiran dan respon politik terhadap politik Indonesia yang carut-marut dengan sitem demokrasinya. Bagi Muslimah HTI, jika Indonesia ingin sejahtera, Indonesia harus meneggakkan Syariat Islam di berbagai aspek, dengan demikian pembagian secara islami mampu membuat rakyat dan pemerintah Indonesia sejahtera, terlebih lagi dengan sistem demokrasi yang dibangun dengan banyak campur tangan dari elit politik, justru tidak akan pernah mendapatkan sebuah keadilan, selama sistem tersebut belum bisa di pegang oleh satu orang (khalifah) yang memiliki otoritas penuh namun tidak otoriter, kuat dari segi fisik dan pemikirannya serta adanya peran serta muslimah yang mendukung sistem tersebut.

Sebagai sub-ordinat dari HTI, MHTI juga melakukan upaya ideologisasi dan penegakan syariat islam dalam sistem negara Khilafah Islamiyah di Indonesia, universitas-universitas besar dijadikan sentralisasi perkembangan dan upaya rekruitmen anggota baru sebagai benih-benih kader yang memiliki semangat juang yang tinggi guna memperjuangkan cita-cita dan tujuan Hizbut Tahrir Indonesia, persoalan berdiri atau tidaknya sistem Khilafah tersebut, bukan hal priorirtas bagi MHTI. Karena yang terpenting bagi Muslimah HTI adalah mendidik dan mengarahkan para perempuan yang tengah mengalami fase pertumbuhan, agar tidak terkontaminasi oleh budaya barat.